PART 3: 100 STARTUP TERPILIH, TAK ADA DI SISINYA

Kesibukan kami sebagai mahasiswa membuat kami hampir lupa bahwa hari esok adalah hari pengumuman 100 Startup Mahasiswa terpilih untuk lolos ke tahap selanjutnya.

Malam harinya saya mengingatkan teman-teman untuk berdoa agar dapat lolos ke tahap selanjutnya.

Hari pengumuman, kami menunggu mulai dari dini hari hingga pagi hari.

Laman website tetap tidak berubah. Poster perlombaan masih dipampang, pertanda belum ada pengumuman.

Kami tunggu hari berikutnya, masih belum ada pengumuman.
Kami pun berfikir, mungkin kami tidak lolos, yang diberi pengumuman hanya yang lolos.

Mas Dhanang pun mencoba menghubungi pihak penyelenggara, ternyata memang ada kendala sehingga jadwal pengumuman diundur.
Mendengar kabar tersebut membuat harapan kami muncul kembali.

Hari itu pun tiba, 100 Startup Mahasiswa terpilih untuk lolos ke tahapan selanjutnya untuk mengikuti training di Jakarta.

Dengan perlahan, saya membuka dokumen pengumuman..

Saya melihat perlahan mulai dari nomor 1 hingga 50, nama yang kami harapkan pun tidak kami temukan.

Hingga mata saya terhenti pada nomor urut 74..

 

ALHAMDULILLAH!
SUPERSQUAD ACADEMY LOLOS!

 

Kami bersyukur, Supersquad Academy menjadi salah satu diantara 100 Startup Mahasiswa terpilih, tertulis dengan nomor urut 74.

Saya pun penasaran siapa saja yang lolos masuk ke 100 besar.
Dari rasa penasaran tersebut, saya menemukan satu nama kampus yang membuat saya teringat dengan perasaan dilema yang pernah saya alami:

Universitas Airlangga.

UNAIR, almamater saya tercinta, lolos 100 besar dengan platform Webinar Kedokterannya bernama “Kognisio”.

Dalam hati saya berkata,

mungkin akan terjadi satu hal menarik nantinya...

Sebelum berangkat mengikuti pembekalan di Jakarta, kami dikejutkan dengan informasi yang kami dapatkan:

peserta training harus sama seperti yang tertulis di dokumen.

Kami beranggapan bahwa peserta training bisa diwakilkan oleh tim, namun ternyata hanya bisa diikuti oleh mahasiswa yang tertulis di dokumen lomba.

Siapa yang tertulis di dokumen lomba?
Tentu saja, mahasiswa UNESA, Mas Dhanang.

Di saat seperti itu, perasaan saya bercampur, antara senang karena Supersquad Academy lolos, dan kecewa karena tidak bisa membawa platform sendiri ke perlombaan.

Sebagai orang yang suka mencari jalan keberhasilan, saya mencoba mencari jalan supaya bisa mengikuti training perlombaan, membawa Supersquad Academy bisa lolos ke tahapan selanjutnya.

Apa yang saya lakukan? Tentu saja bernegosiasi, dengan Mas Dhanang.

Saya bernegosiasi dengan Mas Dhanang, saya menceritakan bahwa Supersquad Academy adalah platform kesayangan saya. Saya merintis dengan mencari materi dan membuat video berbulan-bulan sendirian, minus mata saya bertambah karena selama berbulan-bulan harus di hadapan layar membuat video, dan berbagai hal lain yang saya anggap bisa meluluhkan Mas Dhanang supaya bisa saya wakilkan.

Namun Mas Dhanang berkata tidak bisa, karena aturan dari sana begitu. Saya pun tidak kehabisan ide, saya menawarkan ke Mas Dhanang untuk berpura-pura ada acara yang tidak bisa ditinggal pada hari itu, dan tim Supersquad Academy dari mahasiswa UNESA tidak ada yang bisa mewakili, sehingga saya yang akan mewakili UNESA.

Namun Mas Dhanang berkata tidak berani karena terlalu beresiko, khawatir ada masalah administrasi dan lain-lain nantinya.

Saya pun terus mencoba mencari jalan, saya mengatakan ke Mas Dhanang kalau saya akan berangkat Jakarta menggunakan dana pribadi. Mendengar itu Mas Dhanang berkata bahwa itu mungkin bisa.

Namun setelah ditanyakan ke pihak penyelenggara, ternyata peserta yang mendapat fasilitas penginapan dan konsumsi hanya peserta yang tertulis di dokumen lomba. Saya pun tidak mempermasalahkan, karena saya ingin menemani platform kesayangan saya di Jakarta.

Uang dan berbagai perlengkapan pun saya siapkan jauh-jauh hari …

Namun, takdir berkata lain.

Tepat pada hari dilaksanakan camp, ada agenda yang tidak bisa saya tinggalkan. Dengan berat hati, saya pun merelakan platform kesayangan saya di Jakarta tanpa saya temani.

Jujur, saya belum pernah merasakan kecewa seberat ini kepada diri sendiri. Berat rasanya melepas platform kesayangan saya beradu dengan platform lain se-lndonesia, tanpa kehadiran saya di sisinya.

Bagaimana pun juga, saya harus mengikhlaskan, dan berharap penuh, semoga Mas Dhanang dapat membawa Supersquad Academy dengan baik agar dapat lolos ke tahap berikutnya.

… bersambung.