Part 7: 15 November 2019, Workshop Revolusi Cara Belajar, dan Mental

Hari itu pun tiba, hari dimana Super Workshop Revolusi Cara Belajar kami hadirkan kepada pelajar Indonesia untuk yang pertama kalinya.

Acara telah dipersiapkan dengan matang, sedetail mungkin, untuk menghasilkan sesuatu yang ‘super’ bagi peserta workshop. Yang biasanya saya tidur di atas jam 12 malam, pada malam sebelum workshop, saya bersiap tidur sebelum jam 12.

Namun tiba-tiba perasaan itu muncul.
Rasa resah karena melihat perjuangan saya bersama tim tak mungkin berbuah manis di ajang perlombaan startup.

Sebelum terlelap, dalam hati saya berdoa:

Ya Allah, saya dan teman-teman sudah melakukan yang terbaik, maka berikan kami yang terbaik, karena Engkau bersama orang-orang yang berjuang dalam kebaikan.

Sebelum berangkat, tak lupa saya memohon doa restu kepada orang tua dan mengajak tim untuk berdoa supaya acara berjalan lancar.

Setibanya saya bersama tim di tempat workshop, sesuatu yang mengejutkan pun terjadi.

“Min, cek grup WA”, kata Mas Dhanang.

Di grup WA, saya menemukan sebuah file dokumen dari Kemendikbud tentang peserta lomba akselerasi startup yang lolos 25 besar.
Tiba-tiba jantung berdegup kencang.

Saya pun membukanya,

Bismillah bismillah bismillahh…

ucap saya selama membuka dan mencari nama Supersquad Academy diantara nama-nama startup.

Tak lama kemudian, ucapan saya terhenti saat melihat nomor urut 18..

ALHAMDULILLAH! ALHAMDULILLAH!
YA ALLAH! MAS, REK! AWAK DEWE LOLOS!

UNESA Lolos! Dengan platform Supersquad Academy.

Jantung berdegup lebih kencang. Ekspresi kebahagiaan tak bisa saya bendung. Seakan tidak percaya, saya pun menampar wajah saya berkali-kali.

Namun, tiba-tiba salah satu rekan saya bertanya ke saya,

“Eh, UNAIR yoopo Mas?”

Seketika saya langsung membuka dokumen lagi.
Mencari nama almamater saya, Universitas Airlangga.

Saya cari secara perlahan, namun tak berhasil menemukannya.
Saya cari lagi berkali-kali untuk memastikan.
Namun tetap juga tidak saya temukan.

Jantung yang semula berdegup kencang, menjadi pelan seketika.

Tidak ada nama UNAIR dalam list peserta yang lolos.

Itu artinya..
Saya, mahasiswa beralmamater UNAIR,
menyisihkan almamater sendiri,
untuk melambungkan almamater lain.

Di saat itu lah perasaan saya bercampur baur..

Bangga karena bisa berkontribusi bersama UNESA dengan platform pendidikan hingga sejauh ini.

Senang karena Supersquad Academy lolos,

Sedih karena almamater tercinta saya tidak lolos,

Merasa ‘berdosa’ karena menyisihkan almamater saya sendiri, tempat dimana saya belajar dan bertemu orang-orang hebat di dalamnya.

Perasaan itu tentu menggangu saya, tepat sebelum tampil menyampaikan materi workshop. Namun profesionalitas menjadi hal utama.
Workshop segera dimulai, saya pun bergegas mempersiapkan diri dan mental, tak ada yang saya inginkan pada saat itu selain memberikan penampilan yang terbaik.

Acara pun dimulai. Dua sahabat saya, Refa dan Ayu, membuka acara dan memeriahkan suasana.

Setelahnya, saya tampil dan memandu peserta workshop untuk berpetualang menjelajahi materi revolusi cara belajar. Berkolaborasi bersama Omah Jaman Now membuat Super Workshop menjadi sangat berkesan dengan tema “Melejitkan seluruh potensi siswa dengan menumbuhkan sikap positif, meningkatkan daya hafal dan analisa, dan menuntaskan hambatan belajar siswa”.

Dua jam berlalu, tibalah di penghujung acara. Saat dimana saya memberikan persembahan terakhir berupa video yang menyadarkan mereka untuk mengembalikan kebahagiaan saat belajar yang kini telah hilang dan mengoptimalkan potensi kecerdasan mereka.

Tanpa saya duga, beberapa diantara mereka terlihat meneteskan air mata.

Mental saya pun berubah seketika, yang semula sempat ragu program revolusi cara belajar akan berguna, menjadi yakin sepenuhnya dan bertekad untuk menyebarkan ke seluruh pelajar di Indonesia.

Kami yakin, bahwa di tengah tekanan dan berbagai masalah belajar yang dialami siswa, serta tidak berkembangnya potensi keunggulan siswa, program revolusi cara belajar menjadi harapan masa depan bangsa, khususnya pelajar Indonesia.

… bersambung